Merauke — Program Swasembada Pangan Papua kini menjadi bukti konkret keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional di tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Melalui kolaborasi lintas kementerian dan dukungan masyarakat Papua, program ini menandai era baru pembangunan pangan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia, sekaligus memperkuat kedaulatan pangan bangsa.
Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmen penuh untuk mengawal pembangunan Kawasan Swasembada Pangan, Energi, dan Air Nasional di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Kawasan strategis ini dirancang bukan sekadar proyek pertanian, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan kemandirian bangsa.
Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurofiq, menuturkan bahwa pembangunan pangan di Papua Selatan mencerminkan keseimbangan antara kemajuan ekonomi dan kelestarian alam.
“Kita ingin Merauke tumbuh sebagai lumbung pangan nasional tanpa mengorbankan alamnya. Program ini bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan Indonesia yang berdaulat dan sejahtera,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan cetak sawah seluas 52.000 hektare di Merauke sebagai bagian dari target nasional satu juta hektare sesuai Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 2025. Sejumlah infrastruktur penunjang seperti jalan sepanjang 135 kilometer, bandara seluas 180 hektare, dan pelabuhan 377 hektare tengah disiapkan untuk memperkuat konektivitas dan distribusi logistik pangan dari kawasan timur.
Hanif menambahkan, kolaborasi antar lembaga menjadi kunci utama percepatan pembangunan. KLH/BPLH bersama Kementerian Pertanian, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah Provinsi Papua Selatan terus mempercepat penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) sebagai fondasi utama pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Semangat swasembada juga menggema hingga Papua Barat Daya. Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Kelautan, dan Perikanan (P2KP) Absalom Solossa menyebut tahap awal program cetak sawah seluas 10.000 hektare akan dimulai tahun ini di Kabupaten Sorong dan Sorong Selatan.
“Program ini bukan hanya meningkatkan produksi beras, tapi membuka lapangan kerja dan menumbuhkan kesejahteraan petani,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa Indonesia kini telah mencapai swasembada beras dengan surplus hingga 5 juta ton pada 2025.
“Capaian ini hasil kerja keras bersama. Papua kini menjadi pilar penting kemandirian pangan nasional, memperkuat ekonomi rakyat dari ujung timur Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan target swasembada penuh akan tercapai pada akhir 2025. Ia menegaskan bahwa perbaikan sistem irigasi, distribusi pupuk tepat sasaran, serta percepatan program cetak sawah menjadi kunci utama keberhasilan program tersebut.
Dalam peringatan Hari Pangan Sedunia ke-44 di Merauke, Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Papua Selatan, Dr. Oeng Anwarudin, menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, TNI, dan masyarakat yang tergabung dalam Satgas Swasembada Pangan.
“Inilah wujud gotong royong nasional untuk pangan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh pemerintah pusat, sinergi lintas sektor, serta semangat masyarakat Papua, Swasembada Pangan Papua bukan hanya menjadi capaian pembangunan, tetapi juga simbol kejayaan Indonesia yang mandiri, tangguh, dan berdaulat di bidang pangan.***